PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH KALIMANTAN BARAT - Persyarikatan Muhammadiyah

 PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH KALIMANTAN BARAT
.: Home > Berita > MPI, Garda Terdepan dalam Memberitakan Muhammadiyah yang Berkemajuan

Homepage

MPI, Garda Terdepan dalam Memberitakan Muhammadiyah yang Berkemajuan

Senin, 09-05-2016
Dibaca: 1946

“Ada empat bagian yang melekat di Muhammadiyah: Sekolah, Tabligh, PKU dan Pustaka,” papar Ketua Umum PP Muhammadiyah  Dr. H. Haedar Nashir, M.Si saat membuka Rapat Kerja Nasional Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah. Bab ini beliau sampaikan khusus karena Pustaka sempat menghilang dalam beberapa episode sejarah Muhammadiyah. Kini dengan nama Majelis Pustaka dan Informasi (MPI), beliau mengharapkan dapat menjadi pelopor pemberitaan yang cerdas dan tercerahkan. Memajukan dan mencerahkan.


Haedar mengingatkan, IPTEK dan ekonomilah yang membuat negara maju, bukan yang lain. Jadi, Muhammadiyah harus bersabar bila ijtihad yang dilakukan Muhammadiyah belum dapat diterima oleh masyarakat luas. Teruslah berjuang sebagai mana KH Ahmad Dahlan membesarkan Muhammadiyah dahulu.  Bayangkan bila kita tidak mengenal hisab, mungkinkah wisatawan asing berbondong-bondong datang ke Indonesia demi melihat Gerhana Matahari Total (GMT). Muhammadiyah sendiri, melalui ilmu hisab telah memprediksi GMT 3 tahun sebelumnya.


Di sela pembukaan Rakernas juga dilaksanakan MOU yang ketiga kalinya—1995, 2012 dan 2016—antara Muhammadiyah dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Penandatanganan ini dilakukan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr. H. Haedar Nashir dan Kepala ANRI, Drs. Mustari Irawan, MPA. Hal ini sebagai bukti bahwa Muhammadiyah senantiasa melibatkan negara dalam memelihara dan menjaga keberlangsungan arsip-arsip di Muhammadiyah yang sebagian berumur lebih dari seratus tahun. “Tradisi arsip merupakan bagian dari masa depan peradaban,” ujar pengajar di Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


Tak lupa, Ketua Umum mengingatkan agar MPI menjadi pusat referensi, regulasi dan distribusi informasi bagi internal maupun eksternal. Di tengah arus informasi yang mengatasnamakan ‘Muhammadiyah’, MPI harus menjadi yang terdepan memberitakan kiprah Muhammadiyah. Pemberitaan yang menggambarkan realitas, bukan pencitraan yang mereduksi realitas.

 

Jogja dan Muhammadiyah

Jogja, sebuah kota yang memiliki magnet bagi jutaan penduduk di Indonesia. Kota budaya yang menjadi miniatur Indonesia dengan kedatangan penduduk dari seluruh pelosok nusantara, baik untuk belajar maupun berwisata. Sebuah kota tempat lahirnya Muhammadiyah. Organisasi massa yang memiliki anggota (dengan atau tanpa kartu anggota) berjumlah lima puluh juta orang.


Sejauh-jauhnya terbang, akhirnya kembali ke Jogja. Sebanyak-banyaknya organisasi akhirnya kembali ke Muhammadiyah juga. Mungkin peribahasa ini tepat menggambarkan kondisi saya, kembali ke Muhammadiyah. Setelah ‘lulus’ dari Madrasah Muallimin, dua dekade lebih saya tidak pernah terlibat aktif dalam kegiatan Muhammadiyah, di tingkat apapun.


‘Kembali’-nya saya ke Muhammadiyah, ditandai dengan ikut sertanya saya menjadi peserta Rakernas Majelis Pustaka dan Informasi yang berlangsung dari tanggal 5 hingga 7 Mei 2016.


Tentu seperti kebiasaan saya sebelum mengikuti kegiatan apapun, yang pertama saya lakukan adalah googling mengenai informasi terkait acara. Sedihnya (atau syukurnya), saya menemukan informasi di sebuah situs yang berpenampilan ‘jadul’: muhammadiyah.or.id. Di benak saya, wah ini bisa menjadi salah satu ladang amal!


Gimana tidak, di tengah amanah menangani Pustaka dan Informasi di Muhammadiyah, saya malah disuguhi situs resmi Muhammadiyah yang terbengkalai dari sisi desain dan konten. Desainnya jadul, kontennya kurang update. Jujur, bila kita mengakrabi dunia online (dan sosial media termasuk di dalamnya), minim sekali kita mendapat informasi resmi dari Muhammadiyah secara langsung. Selama ini, kajian, opini, dan meme yang menyebar viral seringkali dari ‘tangan-tangan’ yang tidak bisa dipertanggungjawabkan keilmuannya.


Saya berpendapat, Muhammadiyah harus memiliki satu kanal resmi di dunia maya yang mampu menampung seluruh kajian dan berita resmi langsung dari sumbernya. Dan ini perlu dikelola penuh oleh majelis yang memang mempunyai kompetensi dalam bidang tersebut, yaitu Majelis Pustaka dan Informasi. Adapun bila ada majelis lain atau situs lain yang bernafaskan Muhammadiyah maka bisa diaggregasikan dalam situs resmi Muhammadiyah.

Saya meyakini bahwa di dunia online, dan di alam demokrasi ini, kebebasan informasi tidak dapat dikontrol secara otoritatif oleh siapapun. Bahkan negara. Yang layak dilakukan adalah memproduksi, memperbanyak dan menyebarkan informasi positif kepada publik lewat media apapun. Analogi yang sering saya pakai adalah, bila ada sebuah gelas kosong, ada pihak yang berusaha mengisinya dengan air kopi, di sisi lain, kita juga berlomba mengisi air putih sebanyak dan selama-lamanya. Hingga akhirnya, air putih dapat mendominasi gelas tersebut. Ya, gelas sebagai media online. Dan, air putih itu good news, atau positive news.


Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap." Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.( Al-Israa : 81 ).


Demikian sekilas mengenai catatan singkat Rakernas di Jogja. Bila anda ingin mengunduh materi Rakernas MPI, dapat mengunjungi link ini. Bila anda mau berinteraksi dengan saya, dapat mengunjungi ini.


Nasrun minallah wa fathun qariib.

Yaser Syaifuddin
MPI PWM Kalimantan Barat


Tags: rakernas MPI, Muhammadiyah, Jogja, Kalbar, Online
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Berita



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website