PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH KALIMANTAN BARAT - Persyarikatan Muhammadiyah

 PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH KALIMANTAN BARAT
.: Home > Sejarah

Homepage

Sejarah Muhammadiyah Kalimantan Barat

Masuknya Muhammadiyah di Kampung Sungai Kunyit
Oleh : A Muazirin A M

ASAL-USUL NAMA SUNGAI KUNYIT DAN PULAU TEMAJUH Kampung /Desa Sungai Kunyit sebelah timurnya terdapat pegunungan Bangkam, dimana pada waktu itu hidup kepala suku / adat Dayak bernama SINGAMURU. Sebelah barat berhadapan dengan lautan China Selatan dan pulau Temajuh atau pulau Tujuh. Awalnya pulau Temajuh bernama pulau Tujuh karena gunung/bukitnya berjumlah tujuh. Lama-kelamaan berubah menjadi pulau Temajuh (lisan Bugis). Konon menurut cerita orang-orang tua, di pulau Temajuh dulunya sudah ada penduduk, yaitu bermukim di Teluk Paku, Teluk Setukil, Pasir Sapua, Teluk Air dan Teluk Wak Daud. Kepala dusunnya bernama Sapua. Mereka terdiri tiga orang datang dari Bugis (Sulawesi Selatan) masing-masing bernama: MATUA, SAPUA dan DAUD. Pada waktu itu perahu mereka terkandas/terdampar di tanjung sebelah selatan pulau Temajuh, yang sekarang bernama Tanjung Matua. Memang nama-nama mereka diabadikan pada tempat tertentu di pulau Temajuh, yaitu; pasir sebelah barat daya bernama Pasir Sapua dan teluk sebelah barat laut bernama Teluk Wak Daud. Cerita selanjutnya, pada abad ke-18 terjadi peperangan antara kerajaan Pontianak dan kerajaan Sambas, lokasi peperangan mereka di pulau Temajuh. Akhir ceritanya, kerajaan Sambas megirimkan sihir yang terbang laksana tawon (lebah) namanya BALAK SERIBU, maka armada laskar kerajaan Pontianak mundur kembali ke Pontianak. Sebelum sihir Balak Seribu dikirim, dalam pertempuran tersebut gugur salah seorang prajurit armada laskar kerajaan Sambas dan dikuburkan di pantai teluk dataran tinggi dekat Tanjung Mutus (Putus) yang kemudian dinamakan “TELUK KERAMAT”, karena kuburan tersebut dikeramatkan orang. Setelah kejadian tersebut penduduk pulau Temajuh mengungsi kedaratan Berneo (Kalimantan) mereka mendirikan desa baru bernama Sungai (Sui) Kunyit, karena pertama mendarat di pematang/tegalan, mereka menemukan tumbuhan kunyit, akan tetapi sebelumnya telah bermukim seorang panglima dari kerajaan 4 Penembahan Mempawah bernama TOK KAYE (datok kaya) yaitu nama panggilan (gelar), rumahnya berada di kaki bukit Tanjung Sanggau. Penulis sempat menemui cucunya bernama ALI/WAK ALI, orangnya besar tinggi dan gagah selalu membawa golok dipinggangnya, disegani dan ditakuti penduduk desa tersebut, namun sangat hormat dengan kakek penulis (A Razak A B). Ada juga bernama Ali (M Ali) beliau adalah pawang (penjaga) pulau Temajuh. 

Download Sejarah Muhammadiyah di Kalbar

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website