PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH KALIMANTAN BARAT - Persyarikatan Muhammadiyah

 PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH KALIMANTAN BARAT
.: Home > Artikel

Homepage

PENGANTAR HISTORIS ISLAM BERKEMAJUAN

.: Home > Artikel > Pimpinan Pusat
03 Agustus 2018 14:42 WIB
Dibaca: 1483
Penulis : Dr. Ikhsanudin, M.Hum.

 

(Materi Pengajian bagi Dosen dan Karyawan STIK Muhammadiyah   Pontianak pada Jumat Pon, 14 Dzulqa’dah 1439H/ 27 Juli 2018 di Masjid   Kampus) oleh: Ikhsanudin Wakil Ketua PWM Kalimantan Barat.

(1) Islam berkemajuan bukan cara baru berislam dan juga bukan Islam dengan identitas baru tetapi merupakan gerakan berislam secara otentik. Nama gerakan ini merupakan respons atas kemunduran masyarakat Islam. Gerakan ini diperlukan untuk mengembalikan kejayaan Islam dalam   kehidupan manusia dan percaturan dunia.

(2) Dunia Islam sejak zaman kerasulan Muhammad SAW, zaman sahabat dan zaman tabi’in hingga abad pertengahan _(medieval period)_ menjelang _renaissance_ mengalami masa kejayaan dan memimpin dunia. Namun, kemudian terjadi kemunduran budaya dan kehidupan keagamaan. Sejak itu dunia Islam menjadi objek penjajahan pemikiran, militer, politik, ekonomi, dan sosial-budaya selama berabad-abad. Sebabnya adalah karena kaum muslimin meninggalkan ajaran agamanya yang otentik dan malas berpikir. Alquran dan sunnah rosul tidak menjadi rujukan berpikir. Apatah lagi mau merujuk, berpikir saja malas. Bahkan ada kesan “orang biasa” dihalang-halangi berpikir dan merujuk ke sumber-sumber otentik. “Orang Islam” pada saat itu harus menggunakan produk-produk pemikiran keagamaan yang sudah jadi dan dianggap memiliki otoritas keilmuan keagamaan.

(3) Dahlan muda, yang kala itu bernama Muhammad Darwis merasa gerah dengan kejumudan dan kemunduran dunia Islam. Tiga hal yang amat mencolok yang menjadi penyebab kemunduran adalah _taqlid_, _bid’ah_, dan _churafat_ atau _khurafat_ yang selanjutnya disingkat TBC. _Taqlid_ adalah perilaku mengikut ajaran tanpa ada pengetahuan tentang hal yang diikutinya itu. _Bid’ah_ adalah mengubah atau membuat variasi baru dalam ibadah, yang sebenarnya harus dijalankan sesuai tuntunan Rosul saja. _Khurafat_ adalah perilaku memercayai kebohongan. Khurafat digandengkan dengan _takhyul_, yaitu sesuatu yang bersifat khayal.

(4) Karena malas berpikir, umat Islam kala itu ikut saja kata orang, tidak mau mencari otentisitas ajaran sehingga ada perubahan, dan percaya kabar bohong (kini disebut _hoax_) yang dikait-kaitan dengan agama. Otentisitas Islam menjadi tertutupi oleh kepercayaan lain; tercampur dengan ajaran Hindu, Budha, Animisme, dan Dinamisme. Dalam kehidupan sosial, kemalasan dan kelemahan berpikir itu menyebabkan rendahnya penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, politik, militer, dan ekonomi.

(5) Karena kelemahan berpikir dan rendahnya pengetahuan, perilaku umat Islam kala itu sangat dipengaruhi oleh emosi, sikap suka dan tidak suka, dan ajaran-ajaran yang tidak otentik. Sempurnalah keterbelakangan pada saat itu. Di jantungnya kehidupan _taqid_, _bid’ah_, dan _churafat_ (TBC), yaitu kehidupan di sekitar Keraton Yogyakarta, Dahlan muda melakukan pembaharuan untuk memajukan kehidupan masyarakat. Tujuannya adalah agar masyarakat Islam menjalankan ajaran Islam otentik yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah rosul dan menjalankan kehidupan sosial yang berkemajuan. Yang diajarkan adalah kemurnian dan keteguhan iman untuk ketertiban ibadah dan kemajuan akal dalam berinteraksi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan umat manusia.

(6) Jadi, gerakan Islam berkemajuan memiliki dua dimensi. Dimensi keagamaan gerakan ini adalah upaya mengembalikan ajaran Islam otentik yang dibawa Nabi Muhammad SAW ke dalam kehidupan masyarakat. Dimensi sosialnya adalah mencerdaskan masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sosial. Dua dimensi itu bersumber dari satu titik, yaitu membangkitkan kesadaran penggunaan akal sehat.

(7) Gerakannya difokuskan pada pencerahan atau _tanwir_. Dalam risalah yang ditulisnya, yang berjudul Tali Pengiket Hidoep Manoesia, K.H. Ahmad Dahlan menulis pentingnya penggunaan akal sehat sebagai berikut. _"Adapoen djalannja soepaja manoesia dapat menjampeikan kepada barang jang dimaksoedkan, itoelah haroes memakai akal jang waras, artinja akal jang tida masoek terkena bahaja_.” Akal yang tidak dimasuki bahaya adalah akal yang jernih. Akal yang jernih dapat membedakan hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk.

(8) Namun akal sehat tak cukup. Untuk menyempurnakan akal sehat diperlukan ilmu pengetahuan dan petunjuk dari Tuhan. Dahlan menegaskan hal tersebut dalam risalah yang sama. Menurutnya, akal memiliki watak dasar menerima aneka pengetahuan karena akal membutuhkan pengetahuan. Bagaikan biji tanaman di tanah, air sangat diperlukan untuk membantu tumbuhnya tunas. Demikian juga akal. Katanya: “... _nistjaja tida bisa bertambah-tambah sampei kepada sampoernanja akal, bilamana tida diberi siraman dengan pengetahoean. Akan tetapi segalanja itoe mesti dengan berbareng dengan kehendak Toehan jang berkoeasa_.”

(9) Implementasi gerakan Islam berkemajuan dilakukan dengan pendekatan pencerahan. Bidang-bidang yang menjadi garapan awal adalah pengajaran agama secara kritis-emansipatoris, pendidikan formal, kesehatan moderen, dan ekonomi kerakyatan. Masyarakat yang kuat secara ekonomi, sehat, dan berpikiran jernih dan maju akan menjalankan kehidupan sosial yang maju. Orang yang berpikiran maju diharapkan akan belajar agama secara jernih dengan akal sehat dan menggerakkan dakwah secara emansipatoris. Gerakan dengan pola di atas dilakukan Muhammadiyah hingga organisasi tersebut berumur satu abad.

(10) Seiring dengan kemajuan yang telah dicapainya, mulai menjelang usianya yang ke seratus tahun, gerakan sosial Muhammadiyah mengarah ke pelbagai bidang kehidupan masyarakat yang lebih luas. Tujuannya adalah menciptakan masyarakat utama yang diridhai oleh Allah. Masyarakat utama adalah kualitas masyarakat yang paling unggul. Sementara itu, konsep masyarakat yang diridhai Allah adalah masyarakat yang berjalan sesuai aturan-aturan yang diturunkan oleh Allah.

(11) Kehidupan agama yang otentik adalah Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Untuk terwujudnya rahmat tersebut, umat harus mampu mendapatkan ajaran yang otentik dan mengimplementasikannya dalam kehidupan dengan akal sehat, pengetahuan, dan teknologi. Deklarasi _Zhawãhir al-Afkãr al-Muhammadiyah li al-Qarni al-Sãni_ (Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua) mengandung manifesto gerakan pencerahan yang berkemajuan, berkeadaban, dan berkeadilan bagi kehidupan warga persyarikatan, umat, bangsa, dan kemanusian universal.

(12) Dinyatakan dalam deklarasi tersebut bahwa Islam yang berkemajuan menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia. Islam menjunjung tinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diskriminasi. Islam yang yang dimaksud ini menggelorakan misi antiperang, antiterosisme, antikekerasan, antipenindasan, antiketerbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam, serta berbagai kemungkaran yang menghancurkan kehidupan. Islam secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi.

(13) Kini, sebagai respons terhadap maraknya pemikiran dan gerakan ekstrem, gerakan Islam berkemajuan secara sosial menegaskan posisinya sebagai umat tengahan, yang di dalam Alquran disebut _ummatan washato_ dan pemikirannya disebut Islam _washathiyah_. Dengan tetap menjaga kemurnian aqidah dan ketertiban ibadah, wajah Islam yang dibawa Muhammadiyah adalah Islam yang tidak “serba terlalu”: terlalu liberal, terlalu tasawuf, terlalu radikal, terlalu permisif, dan terlalu-terlalu yang lain. Harapannya, Islam berkemajuan akan dapat menengahi aneka perbedaan dan konflik yang mungkin saja muncul. Wujud gerakannya bersifat _praxis_, yaitu mengutamakan karya yang dibimbing oleh wahyu dan akal. Bukan hanya “pokoknya berkarya” dan bukan juga berhenti pada wahyu dan pemikiran. Muhammadiyah terus membangun dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu dibimbing oleh wahyu. Hasil karya masa lalu adalah aneka kemajuan yang kini dinikmati umat manusia di sekitarnya. Hasil karya masa kini akan terlihat pada masa mendatang.

Email penulis ini: ikhsan.edu@gmail.com


Tags: Berkemajuan
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : Islam Berkemajuan

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website